Trading Bitcoin Mulai dari Pengertian, Hingga Pilihan Aplikasi Terbaik
Trading Bitcoin sekarang in menjadi salah satu tips terbaik buat mendapatkan cuan dari salah satu mata uang crypto. Dari sekitar ribuan mata uang crypto, mata uang Bitcoin_lah yang paling top dalam nilai kapitalitas serta popularitas.
Membahas tentang nilainya, Bitcoin bisa dibilang tak main-main, hal ini karena nilainya melonjak hingga angka 570% disepanjang tahun 2020, yang mana dari US$8.440 pada awal tahun hingga manjadi US$29,000 diakhir tahun.
Dengan asumsi kurs rupiah Rp14.000 per dolar AS, harga bitcoin naik menjadi sekitar Rp406 juta per keping dari sekitar Rp118 juta.
Peluang untung yang tinggi banget ini, gak mengherankan jika bikin Bitcoin dilirik banyak orang. Mata uang kripto ini pun sudah diakui sebagai alat transaksi yang sah di banyak negara.
Di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) tercatat 229 jenis mata uang kripto yang sah dan diakui. Nah, fluktuasi dan sifatnya yang unpredictable ini bikin Bitcoin banyak diburu buat trading.
Konsep trading Bitcoin sederhananya adalah mendapat keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli. Beli di harga yang lebih rendah dan jual di harga yang lebih tinggi.
Aktivitas trading Bitcoin ini dibagi tiga jenis yaitu day trading, scalping, dan swing trading. Pengin tahu lebih lanjut tentang trading Bitcoin dan cara membaca pergerakannya? Simak ulasan lengkap berikut ini.
Cara trading Bitcoin dan tipsnya
Statusnya yang diakui Bappebti membuat kita bisa trading Bitcoin secara legal di Tanah Air. Bagi kamu yang penasaran, simak dulu apa saja syarat trading Bitcoin. Berikut penjelasan cara trading Bitcoin plus tipsnya!
1. Pilih exchanger
Jika dalam saham kita mengenal broker atau pialang yang diperankan oleh perusahaan sekuritas, maka dalam trading Bitcoin kita perlu mengenal exchanger. Segala bentuk transaksi jual-beli Bitcoin dan mata uang kripto lainnya dilakukan oleh exchanger.
Secara sederhana, exchanger adalah bursa cryptocurrency atau jasa pertukaran. Ini adalah wadah di mana penjual dan pembeli Bitcoin bisa bertemu. Ada 13 exchanger yang sudah diakui oleh Bappebti.
2. Registrasi di exchanger
Kamu bisa memilih exchanger dari berbagai fitur dan fasilitas pembayaran yang disediakan. Setelah memilih exchanger mana yang sesuai denganmu, lakukan registrasi di platform tersebut.
Registrasi biasana tidak sulit, cukup dengan menyetorkan identitas diri, alamat email, dan membuat password di akun kamu.
Jika sudah memiliki akun, maka kamu bisa login dan menyetorkan sejumlah dana ke dalam rekening exchanger. Dari dana ini lah kamu bisa bisa mulai membeli sejumlah uang kripto atau Bitcoin.
Dari sini, proses trading bisa kamu lakukan.
3. Pilih dompet Bitcoin
Jika sudah memiliki Bitcoin dari bursa kripto, maka kamu bisa menyimpan aset Bitcoin di dompet. Sesuai namanya, dompet tentu berguna untuk menyimpan aset investasi kamu dengan aman.
Ada tiga jenis dompet Bitcoin yang ada saat ini, yakni dompet online (sistem web), dompet desktop (berupa software), dan dompet hardware (bentuk fisik). Kamu bisa memilih mana dompet Bitcoin yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Sesuaikan juga dengan tingkat risiko dari masing-masing dompet Bitcoin.
Lifepal pernah membahas secara lengkap mengenai dompet Bitcoin ini.
Cara membaca pergerakan Bitcoin
Bitcoin dan mata uang kripto lain memiliki pergerakan yang sangat dinamis. Atau bisa dibilang, volatilitasnya sangat tinggi. Setelah harga Bitcoin tembus 64.888,99 dolar AS, dalam sepekan lebih harganya bisa anjlok ke 47.037,37 dolar AS per keping.
Kalau di pasar saham, volatilitas yang bikin galau ini menjadikan Bitcoin masuk ke bearish market.
Pada prinsipnya, tidak ada konsensus khusus tentang fundamental atau korelasi makro untuk mata uang kripto. Hal ini sangat berbeda dengan pasar modal yang bisa dianalisis dari sisi fundamentalnya. Karenanya, pendekatan yang bisa dilakukan dalam melihat pergerakan Bitcoin adalah melihat siklus naik-turun harga yang terjadi.
Mengutip Coindesk, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan apakah Bitcoin bergerak bearish (turun) atau bullish (naik). Pertama, terjadinya penurunan atau kenaikan harga lebih dari 20 persen. Kedua, jika harga tidak kembali dalam waktu 90 hari ke harga tertinggi atau terendah sebelum perubahan terjadi.
Jika menyentuh 90 hari (tidak kembali ke titik sebelumnya) maka sudah bisa disebut trennya bearish atau bullish.
Selain perkara bearish-bullish ini, coindesk juga membagi volatilitas Bitcoin (selama 30 hari) ke dalam tiga kategori: volatilitas rendah dengan skor kurang dari 0,5, volatilitas tengah dengan skor 0,5-1, dan volatilitas tinggi dengan skor lebih dari 1.
Jenis trading Bitcoin
Seperti yang sempat disinggung di atas, trading Bitcoin terbagi ke dalam tiga jenis: day trading, scalping, dan swing trading. Trading ini berbeda dengan mining atau menambang Bitcoin yang membutuhkan perangkat komputer canggih.
Berikut ini ulasan lengkap tentang trading Bitcoin:
1. Day trading
Sesuai namanya, trading dilakukan secara harian. Seorang trader Bitcoin akan melakukan pembelian dan penjualan koin hanya dalam waktu satu hari saja, atau pada hari yang sama.
Dengan metode ini, maka seorang trader harus super jeli dan teliti dengan melihat terus menerus pergerakan harga Bitcoin dari waktu ke waktu.
Jika ada peluang harga jual yang lebih tinggi dari harga beli, maka trader akan langsung menjualnya. Butuh ketelitian dan totalitas waktu untuk bisa menjadi trader jenis ini.
2. Scalping
Metode ini lebih ekstrem dari pada day trading. Butuh waktu beberapa menit saja bagi seorang trader untuk menjual koinnya. Asal sudah untung, meski sedikit saja, maka Bitcoin bisa langsung dijual. Metode ini hanya mengejar untung sedikit saja. Namun dilakukan secara berulang dan terus menerus.
3. Swing trading
Metode ini paling umum dipakai investor atau pengguna Bitcoin. Nggak begitu ngoyolah. Dengan swing trading, maka trader akan mengamati chart harga atau tren pasar tanpa dipantau dari detik ke detik atau hari ke hari.
Trader akan memantau secukupnya, dan lebih memilih hold asetnya untuk waktu yang cukup lama. Jika harga sudah mencapai keuntungan yang diharapkan, baru deh jual.
Pilihan aplikasi trading Bitcoin
Trading Bitcoin di Indonesia bisa dilakukan lewat aplikasi yang sudah banyak tersedia. Tenang, ada 13 perusahaan aset kripto alias exchanger yang sudah dapat izin dari Bappebti.
Hal ini diatur dalam Peraturan Bappebti nomor 5 tahun 2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto di Bursa Berjangka. 13 perusahaan aset kripto ini yang menyediakan platform exchange produk kripto.
Berikut ini adalah daftar 13 perusahaan penyedia platform exchange kripto yang berizin Bappebti, sekaligus dengan nama aplikasinya:
PT Crypto Indonesia Berkat (Tokocrypto)
PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax)
PT Rekeningku Dotcom Indonesia (Rekeningku)
PT Pintu Kemana Saja (Pintu)
PT LunoIndonesia Ltd (Luno)
PT Zipmex Exchange Indonesia (Zipmex)
PT Indonesia Digital Exchange (Idex)
PT Cipta Koin Digital (Koinku)
PT Tiga Inti Utama (Triv)
PT Upbit Exchange Indonesia (Upbit)
PT Bursa Cripto Prima (Bechipin)
PT Triniti Investama Berkat (Bitocto)
PT Plutonext Digital Aset
Yuk kita bahas lima di antaranya:
1. Indodax
Bicara soal trading kripto, maka Indodax adalah nama senior yang patut ditaruh di nomor pertama. Di Google Playstore saja, Indodax Trading Platform telah diunduh oleh lebih dari 1 juta pengguna.
Untuk melakukan trading di Indodax, maka kamu perlu melakukan registrasi dengan verifikasi KTP dan swafoto dengan KTP. Selain Bitcoin, ada banyak opsi aset uang kripto lain yang bisa diperdagangkan di sini.
Ada deposit minimal uang tunai yang perlu disetor ke rekening Indodax. Besarannya berubah-ubah, kamu perlu mengeceknya langsung ke Indodax ya guys! Oh ya, ada fee sebesar 0,3 persen dalam rupiah dalam setiap transaksi penjualan atau pembelian.
2. Tokocrypto
Meski lokal, Tokocrypto sempat mendapat modal dari Binance, salah satu platform exchange kripto terbesar di dunia. Registrasi di platform ini juga cukup mudah, yakni dengan verifikasi KTP saja.
Minimum deposit di Tokocrypto adalah Rp50.000 dengan pembayaran melalui transfer bank dan dompet digital. Fee transaksinya sebesar 0,01 persen.
3. Rekeningku
Platform exchanger lainnya adalah Rekeningku. Cara pendaftarannya juga gampang, cukup mengisi data diri dan juga foto selfie. Minimum deposit di Rekeningku sebesar Rp 50 ribu dengan pembayaran melalui transfer bank dan dompet digital. Fee transaksi sebesar 0,1 persen.
4. Pintu
Aplikasi ini cukup terkenal di antara trader kripto di Indonesia. Untuk membuat akun, investor perlu mengisi data diri dan verifikasi KYC. Minimum depositnya Rp50 ribu dengan pembayaran bisa melalui transfer bank atau dompet digital.
5. Luno
Perusahaan aset kripto lain yang cukup terkenal adalah Luno. Kamu kamu mau membuat akun di sini, kamu perlu melakukan konfirmasi nomor ponsel, mengisi data diri, dan melakukan verifikasi dengan selfie. Minimum deposit sebesar Rp50 ribu dengan pembayaran transfer bank. Fee transaksinya sebesar 0,08 persen sampai 0,1 persen.